Korps Sukarela Universitas Brawijaya

Waspadai Bencana dalam kegiatan Aksi Kebencanaan Brawijaya (AKBI)

12 September 2024

Foto Bersama Peserta Pelatihan

Malang, 7-8 September 2024. Kesiapsiagaan bencana merupakan upaya yang dilakukan sebelum terjadinya bencana untuk mengurangi risiko dan dampak yang ditimbulkan. Kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan bencana semakin meningkat seiring dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas bencana alam yang terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Isu-isu kebencanaan mulai hangat dibicarakan oleh kalangan muda salah satunya terlihat pada antusiasme mahasiswa Universitas Brawijaya yang mengikuti kegiatan kelas relawan kebencanaan yang diselenggarakan oleh Kementerian Sosial Masyarakat EM UB 2024. Kegiatan ini berkolaborasi dengan BPBD kota Malang, PMI Kota Malang, dan Dosen Psikologi Universitas Brawijaya sebagai pemateri pada kelas relawan. KSR PMI unit UB bersama dengan IMPALA UB diamanahi sebagai mitra dan memberi dukungan dalam memberikan edukasi seputar upaya mitigasi pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana yang ditunjang dari sisi materi dan praktik.

Pada pelaksanaannya kelas relawan dihadiri oleh berbagai unsur mahasiswa yaitu: mahasiswa umum, perwakilan BEM dan UKM termasuk perwakilan dari KSR PMI unit UB (Adit Avesina dari perwakilan seksi DIKTEN dan Mellany Duwi Astuti perwakilan seksi OPERASI). Hari pertama pelaksanaan kelas relawan ini menjabarkan tentang pengenalan bencana, manajemen bencana, upaya mitigasi bencana, dan Psychological First Aid (PFA). Tak hanya pemahaman teori saja, pada hari kedua peserta diberikan materi praktikal tentang pertolongan pertama (pembalutan dan pembidaian), evakuasi, CPR, dan cara melindungi diri dari guncangan gempa bumi.

Menurut Lyla Fauziyah pemateri PMI Kota Malang, “Kelas relawan ini bertujuan untuk siap menghadapi bencana (mitigasi) yang akan terjadi jika sewaktu-waktu tiba”. Hal tersebut dikatakan sebab relawan yang dapat turun langsung dalam penanggulangan bencana harus memiliki kompetensi yang mumpuni. Pada pelaksanaan di lapangan banyak unsur-unsur yang hanya datang untuk meliput saja dan dapat mengganggu jalannya pemulihan setelah bencana, maka dari itu relawan yang dapat turun harus memiliki kapabilitas yang terjamin.

Adit Avesina, selalu perwakilan dari KSR PMI unit UB menyatakan bahwa KSR PMI unit UB sendiri secara rutin terus melakukan kesiapsiagaan bencana dalam bentuk pelatihan, pengkajian, sosialisasi kebencanaan kepada masyarakat umum, serta pengadaan dan perawatan barang yang dapat digunakan jika sewaktu-waktu terjadinya bencana. “Relawan yang kompeten harus dibekali oleh ilmu pengetahuan dan praktik secara berkala serta selalu mengikuti pembaruan-pembaruan materi, maka dari itu KSR PMI unit UB turut aktif dalam pengkajian isu-isu kebencanaan”.

Adanya kegiatan Kelas Relawan diharapkan mahasiswa mampu dan siap menghadapi bencana, serta terjalinnya komunikasi kepada setiap unsur relawan khususnya di lingkup Universitas Brawijaya. “Diskusi dan kolaborasi setiap unsur sangat penting dilakukan dalam menghadapi bencana”- Mellany Duwi Astuti