Banyak pertimbangan bagi sebuah organisasi untuk membuat dan melaksanakan program kerja. Salah satunya adalah memfasilitasi anggota untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan lebih. Menanggapi hal tersebut, KSR Universitas Brawijaya mengadakan Sertifikasi Pertolongan Pertama (PP) yang bekerjasama dengan PMI Kota Malang.
Kegiatan yang diusung oleh Divisi Pendidikan dan Tenaga (Dikten) itu terdiri dari tiga kegiatan utama, yaitu pemberian materi yang berorientasi pada CPR/ RJP, ujian tulis, dan ujian praktek. Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 28-29 Maret dan 19 April 2014 tersebut digelar di tiga tempat yang berbeda. Pada pertemuan pertama, kegiatan dilaksanakan di Aula Griya Brawijaya. Selain pemberian materi juga diberikan pembekalan atau pandangan apa saja yang akan dijadikan ujian Sertifikasi PP dan pemberitahuan alat-alat apa saja yang perlu dipersiapkan. Pada hari kedua, rangkaian acaranya berlangsung di Ruang Kuliah Bersama (RKB) II ruang 4.1 dengan agenda tes tulis, ujian praktek CPR/ RJP dan trauma yang dilakukan secara individu. Rangkaian acara yang terkahir adalah praktek PP pada korban dengan kasus medis yang dilakukan secara kelompok dan dilaksanakan di halaman belakang gedung UKM.
Penanggungjawab kegiatan, Wulan Maharani (32132238-TP) menjelaskan bahwa pemateri Sertifikasi PP tahun ini berbeda dari tahun kemarin, sehingga model pelaksanaannya juga berbeda. “Tahun ini Sertifikasi PP dilakukan bersama PMI Kota Malang karena memang seharusnya KSR ada dibawah naungan PMI sehingga PMI lebih berwenang mengadakan Sertifikasi dan materi yang diberikan juga lebih sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar”, jelasnya.
Setelah melakukan ujian, para peserta yang terdiri dari 30 orang tidak lantas langsung mendapatkan sertifikat. Mereka harus menunggu sekitar 30 hari untuk mendapatkan kepastian apakah dinyatakan lulus atau tidak. Sertifikat yang diberikan akan berlaku seumur hidup. Oleh karena itu, butuh perjuangan dalam mendapatkannya dan kualitas yang diutamakan.
Terkait dengan kendala, Mahasiswi Fakultas Teknologi Pertanian itu sempat mengalaminya. “Sulitnya mempersatukan jadwal antar peserta dengan jadwal ujian menjadi salah satu faktor penghambat kegiatan. Akibatnya, akan diadakan ujian susulan dan akan dilaksanakan langsung di kantor PMI Kota Malang. Selain itu, kurangnya personil juga menjadi kendala. Banyak diantara anggota Dikten yang fokus ke akademik dan kegiatan lain. Tidak bisa disalahkan karena memang sudah menjadi prioritasnya. Jadi hanya aku dan Joel yang seperti kerja sendiri. Meskipun demikian, ada kebanggaan tersendiri dari sini, selain bisa menjadi peserta juga bisa mengurus dan memfasilitasi teman-teman untuk mendapatkan apa yang diinginkan”, urainya.
Dibalik sertifikat yang didapatkan, ada tanggung jawab yang menyertainya. Sertifikat PP tidak diraih dengan cuma-cuma harus bisa diaplikasikan. Wulan menegaskan bahwa setelah lulus sertifikasi, jangan dianggap itu hanya sebagai angina lalu, ingat apa yang sudah dipelajari dan dapat diterapkan di masyarakat. Dia juga memotivasi untuk jangan pantang menyerah dalam belajar dan sebarkan ilmu yang sudah dimiliki sama teman-teman.
Sumber: Wulan Maharani (32132238-TP)
Divisi Pendidikan dan Tenaga (Dikten) KSR Universitas Brawijaya